Senin, 07 April 2008

Mahasiswa dan Kepedulian Sosial

BENCANA banjir kembali datang. Kali ini disebabkan jebolnya tanggul Kali Wulan yang menyebabkan hamper seluruh desa di Kecamatan Undaan tergenang. Banjir kali ini tercatat yang terparah sejak 10 tahun terakhir. Tak ayal peristiwa ini melumpuhkan jalur transportasi Kudus-Purwodadi.

Banjir yang mencapai ketinggian 4 meter tersebut juga menghancurkan belasan rumah warga dan menenggelamkan ribuan hektar padi yang baru beberapa pekan ditanam. Hal ini tentunya mengakibatkan petani merugi miliaran rupiah.

Untuk meringankan beban korban banjir, termasuk Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Muria Kudus (BEM UMK) telah membuka posko di Desa Medini, Kecamatan Undaan, Senin (31/12/07). "Berangkat dari kejadian ini, kami selaku BEM UMK membuka posko, sebagai wujud kepedulian kepada masyarakat," kata Suwoko Presiden BEM UMK.

Sebelumnya, pihak BEM terlebih dahulu melakukan observasi untuk menentukan tempat pendirian posko. Setelah observasi, dipilihlah Desa Medini sebagai tempat pendirian posko. "Kami memilih Medini dikarenakan letak desa yang strategis dan masih terisolir, serta belum ada satupun posko yang didirikan di desa ini," terang pria bertubuh subur ini.

Suwoko mengatakan, relawan UMK ini bertugas selama 7 hari, mulai 31 Desember 2007 - 6 Januari 2008. Disamping mendistribusikan logistik, relawan pun melakukan evakuasi warga, membersihkan masjid, membantu rehab tanggul jebol, memulihkan psikis warga, terutama pada anak-anak.

Dengan dana Rp 10 juta rupiah dari YP UMK, BEM membelanjakannya untuk kebutuhan yang diperlukan masyarakat korban banjir. "Sebelumnya, kami bekerjasama dengan pihak perangkat Desa Medini, karena mereka yang lebih tahu seluk-beluk desanya, sehingga diharapkan ketika pendistribusian logistik berlangsung, logistik bisa merata," jelas Suwoko yang juga warga Desa Berugenjang, Kecamatan Undaan ini.

Dalam kegiatan ini, Suwoko juga menyoroti kurang pekanya mahasiswa UMK, dalam menyikapi isu-isu yang berkembang di tengah masyarakat, baik lokal maupun nasional. Ini terbukti dangan sedikitnya mahasiswa yang terjun menjadi relawan penanganan banjir Undaan.

Ke depan, Dia berharap akan muncul mahasiswa UMK yang mampu menyikapi isu-isu yang berkembang saat ini, terlebih mampu memberikan solusinya. "Sebagai mahasiswa, kita harus mempunyai sumbangsih kepada masyarakat, mengingat kita adalah kaum terdidik yang juga mempunyai tanggungjawab kepada masyarakat", tegasnya. (agus)

Tidak ada komentar: